KARAWANG-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Karawang akan membuka program Sekolah Tani PKS pada Minggu (19/12/2021), baik secara luring dan daring di Aula DPD PKS Karawang. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurut Ketua DPD PKS Karawang, Budiwanto, S.Si., M.M., diluncurkannya program Sekolah Tani PKS ini merupakan turunan perwujudan dari slogan PKS yang ingin berkhidmat serta melayani rakyat, tidak terkecuali para petani.
“Melalui program sekolah tani ini dapat menjadi solusi dan menciptakan petani-petani yang produktif serta inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada,” kata Haji BW, sapaan akrabnya kepada delik.co.id, Kamis (9/12/2021).
Haji BW membeberkan, dalam program sekolah tani PKS yang bakal disampaikan di antaranya terkait teknologi terapan sederhana dari beternak semisal hewan ruminansia seperti domba atau sapi adalah bagaimana para petani beternak tidak perlu ngarit, tidak perlu angon, kandang tidak berbau dan yang paling penting adalah bagaimana menggunakan limbah limbah hasil pertanian sebagai pakan bagi ternak mereka.
“Banyak sekali limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan dengan mudah seperti jerami padi, dedak padi, eceng gondok, bonggol pisang, dedeaunan tanaman palawija dan masih banyak lagi. Dimana bahan limbah pertanian tersebut ketika diolah dengan baik secara permentasi makan akan meningkatkan nilai protein bahan tersebut,” ulasnya.
Selain ilmu terapan managemen pangan, di progam sekolah tani PKS juga dibekali managemen kandang dan managemen kesehatan hewan yang memadai. Ilmu terapan itu sangat mudah untuk dipelajari oleh para petani, sehingga mereka akan menjadi petani yang penuh kreativitas, inovasi danmemiliki teknologi sederhana yang produktif.
Baca juga : Gelar Lomba Kitab Kuning, Ketua MUI Karawang : Semoga Suatu Kelak PKS Bisa Pimpin Bangsa Indonesia
“Peran itu semua harus diambil oleh pemerintah daerah sebagai fungsi perlidungan ( Development Function ), dimana pemerintah daerah harus melindungi perekonomian para petani,” tandasnya.
Lebih lanjut Haji BW memaparkan, telaahan kehidupan para petani, khususnya di Kabupaten Karawang harus menjadi kajian serius untuk keberlangsungan keberadaan petani yang sarat dengan julukan Duta Tani penyokong ketersedian pangan Karawang, bahkan penyokong lumbung pangan Jawa Barat.
“Mereka adalah warga masyarakat Karawang yang jumlahnya hampir mendominasi jumlah penduduk Karawang. Tak kurang dari 220.000 KK Petani. Ini berarti jumlah warga dari Petani kita tidak kurang dari 1.100..000 jiwa seadainya setiap keluarga rata-rata ada 5 orang,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, nasib mereka belum bisa dikatakan sejahtera lantaran sejumlah hal. Di antaranya, pertama dari sejumlah KK petani yang ada sesungguhnya setatus mereka bukanlah asli petani sebagai pemilik lahan namun mereka hanya petani penggarap bahkan tidak sedikit hanya sebagai buruh tani.
Baca juga : Karawang Raih Penghargaan Meritokrasi ASN, Ini Pesan dan Harapan Ketua PKS Karawang
Kedua, modal produksi yang mereka gunakan berasal dari pinjaman pemilik lahan dimana hasilnya tidak sepenuhnya mereka miliki karena harus berbagi dengan sang pemilik lahan bahkan yang lebih berat lagi modal mereka berasal dari pinjaman pihak ketiga dengan bunga sangat tinggi.
“Sehingga bisa dibayangkan, jangankan untuk menabung dari hasil panen mereka, bisa untuk makan dan mengembalikan modal dengan buka tinggi saja sudah Alhamdulillah,” ungkapnya.
Ketiga, kata Haji BW, kondisi yang sangat tidak menentu akan keberadaan pupuk dan obat-obatan di pasaran. Kalaupun ada terkadang harus membeli dengan harga yang tinggi.
Keempat, harga produk paska panen semakin tidak stabil yang mengakibatkan menambah keterpurukan dan penderitaan kaum petani.
Haji BW menyarankan banyak hal yang mesti diendorse oleh pemerintah daerah terutama sektor pertanian bagaimana memberikan stimulan untuk daya ungkit perekonomian pertanian. Setidaknya memberikan jaminan permodalan yang memadai, keberadaan pupuk yang mencukupi, stabilitas harga yang menguntungkan bagi petani dengan gerakan pemerintah daerah membeli hasil pertanian dengan menghidupkan perusahaan daerah dalam rangka buffer stock dan yang paling penting adalah intensifikasi pertanian melalui ilmu terapan yang sederhana dan berhasil guna.
Namun ada hal yang sangat urgent yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah di mana memberikan aktivitas sampingan yang dapat menambah pendapatan KK petani yakni dengan memberikan bantuan baik permodalan dan teknologi terapan beternak secara efektif dan efesien.
“Ternak ini dapat menjadi tabungan tahunan yang mereka bisa jadikan untuk memenuhi kebutuhan penting. Di antaranya kebutuhan permodalan atau kebutuhan untuk sekolah dari anak anak mereka,” tutupnya. (red).
5
5