Timbulkan Kebisingan Keras, DPP LSM F12 Kecam PLTGU

PLTGU Cilamaya
PLTGU Cilamaya

KARAWANG-PLTGU Cilamaya kembali menimbulkan suara kebisingan yang berimbas mengganggu ketentraman dan kenyaman serta timbulkan ketakutan warga sekitar. Apalagi kebisingan tersebut muncul malam hari sehingga ganggu warga yang ingin beristirahat.

Mendengar kejadian tersebut Sekjend DPP LSM F12, Akew angkat bicara dan mengatakan bahwa tanah kelahirannya dirusak oleh keresahan dan ketakutan yang diakibatkan oleh suara gemuruh dari PLTGU.

Bacaan Lainnya

“Ini tanah kelahiran saya di rusak oleh anda,” ucapnya, Senin (4/9/2023).

Ia mengecam keras kepada pihak PT Jawa Satu Power.

“Mereka enak-enak molor, kita disini gelisah, lagi enak tidur sampai terbangun dan lari keluar rumah,” tegas Akew.

Menurut Akew, kejadian ini bukan sekali atau dua kali saja, dirinya sangat geram atas terjadinya suara bising yang tiba-tiba muncul sangat keras seperti suara helikopter yang bergemuruh kencang sampai tembok rumah dan kaca bergetar. Dan masyarakat Cilamaya sangat cemas sampai terbangun dari tidur berlari keluar rumah karena tembok dan kacanya bergetar.

Suara gemuruh yang sangat bising tersebut terdengar mulai dari pukul 20:57 WIB sampai dengan pukul 21:15 WIB.

Warga sekitar PLTGU yang berada di Desa Cilamaya, khususnya Dusun Sarimulya, Desa Cilamaya, pun mengeluhkan kebisingan suara cerobong PLTGU Cilamaya yang seperti suara helikopter yang mau mendarat.

”Berisik banget suara bisingnya, suara bising sudah diluar batas kewajaran. Sampe tembok dan kaca bergetar, selain itu juga tidak pernah ada sosialisasi terlebih dahulu serta pemberitahuan kepada warga sekitar. Apa lagi yang sangat dikhawatirkan warga yang lagi sakit, dan orang tua yang mempunyai bayi atau lansia, jelas mereka sangat panik,” keluhnya.

Akew juga menjelaskan bahwa seharusnya pihak PLTGU memikirkan resiko bagi masyarakat sekitar.

“Saya bingung dengan kinerja mereka, apa mereka makan gaji buta, menikmati gaji setiap bulannya tanpa memikirkan resiko masyarakat disini yang terdampak,” jelas Akew.

“Jelas karena mereka bukan pribumi, jauh-jauh datang kesini mencari keuntungan disini tanpa memikirkan resiko kita yang tinggal disini, mereka kurang ajar,” tambahnya dengan geram.

Selain itu, minimnya sosialisai pun dipertanyakan. Padahal, untuk perusahaan besar sekelas PT. Jawa Satu Power tidak mungkin tidak memiliki Humas.

“Sampai detik ini, tidak pernah ada sosialisasi sama sekali. Bukannya setiap perusahaan ada humas, mungkin di Jawa Satu Power tidak ada humas,” tutupnya.

Hingga berita terbit, pihak PLTGU Cilamaya belum bisa dimintai keterangan.(red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar