Ini Enam Tantangan PCNU Karawang ke Depan

Ade Hasan.
Ade Hasan.

KARAWANG-Konfercab NU Karawang telah selesai diselenggarakan pada Sabtu (26/3/2022). Hasilnya, K.H. Ahmad Ruhyat Hasbi alias Kang Uyan terpilih kembali sebagai Ketua Tanidziyah PCNU Karawang untuk kedua kalinya.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sosial Ekonomi Hayashi Institute, Ade Hasan, mengingatkan kepada PCNU Karawang bahwa ada enam tantangan yang harus segera ditangani.

Bacaan Lainnya

Kemiskinan Ektrim

Menurut Ade, jumlah kemiskinan ektrim di Karawang pada Desember 2021 tercatat sebanyak 106.780 orang dan tersebar di 30 Kecamatan (Sumber : Bappeda Karawang).

“Dalam kerangka itu, PCNU Karawang harus hadir mengurai masalah kemiskinan ekstrim dan berani ambil bagian untuk memberi solusi,” ujarnya.

Sekurang-kurangnya mengurusi salah satu variabel penyebab miskin ekstrim, yaitu pendapatan masyarakat yang saat ini masih di bawah 1 dolar Amerika.

“Perannya bisa melalui pendidikan dan pelatihan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan karakter masyarakat yang kuat, kompetensi kerja dan wirausaha,” usulnya.

Radikalisme

Persoalan radikalisme menurutnya tidak perlu menghabiskan waktu melawan isu radikalisme secara terbuka. Karena periode lima tahun lalu, pergerakan melawan radikalisme secara terbuka hanya menyisakan masalah hubungan antar sesama elemen masyarakat.

“Karena radikalisme lahir dari kemiskinan literatur dan metodologi memahami Islam yang toleran, maka NU harus hadir pada forum-forum diskusi, seminar-seminar dan majlis-majlis pengajian di instansi pemerintah, swasta, BUMN, sekolah dan Perguruan tinggi,” ucapnya.

HSE dI Lingkungan Pesantren

Sejauh ini, lanjutnya, muatan pelajaran dan metodologi mengaji santri di pesantren-pesantren yang diselenggarakan oleh kiai NU sudah tidak perlu diragukan lagi.

“Namun, belajar dari peristiwa kebakaran yang memakan banyak korban beberapa waktu lalu di salah satu pondok pesantren, PCNU harus hadir memberikan pendidikan dan pelatihan guru dan santri khusus dalam hal membentuk mentalitas “aman dan sehat” melalui pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan (Health and Safety Environment (HSE) dengan libatkan orang-orang ahli di NU,” paparnya.

Tingkatkan Partisipasi Ranting dan MWCNU

Dalam hubungan bipartit pemerintah dengan NU, selama ini hanya dalam urusan Pembinaan organisasi. Sehingga kata Ade dalam hubungan seperti ini biasanya hanya sebatas bagaimana pemerintah memberikan bantuan operasional, memberikan workshop-workshop kebangsaan yang diselenggarakan Kesbangpol linmas, rasanya materi itu memang ranahnya Kesbangpol dalam rangka pembinaan ormas Islam.

Namun Demikian, PCNU yang lahir sebagai ormas penjaga Pancasila, UUD NRI, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah seharusnya berperan pada tingkat yang lebih luas dari pada sebagai peserta workshop yang diselenggarakan Kesbangpol linmas.

PCNU harus hadir sebagai inisiator untuk gagasan-gagasan besar dan mendasar pada kebutuhan hajat hidup orang banyak.

“Seperti menyampaikan gagasan pembangunan infrastruktur, gagasan pembangunan SDM di tingkat desa, gagasan memelihara lingkungan dan lainnya yang disampaikan melalui rencana pembangunan dari tingkat desa hingga kabupaten,” tandasnya.

Bidang Ekonomi

Ade menegaskan, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa di Karawang ini populasi masyarakat Nahdliyyin ini menduduki jumlah terbanyak. Namun dari sebanyak itu, populasi Nahdliyin yang besar itu tidak dapat diarahkan menjadi kekuatan ekonomi dalam sebuah entitas.

Mereka terserak dan berusaha secara masing-masing tanpa melakukan misi perekonomian NU secara Jam’iyah. Hal ini menjadi pekerjaan terbesar PCNU Karawang karena pekerjaan seperti ini membutuhkan waktu, SDM, dan infrastruktur yang cukup besar investasinya.

“Namun, sedikitnya hal ini perlu dilakukan agar ketahanan ekonomi Kabupaten Karawang secara umum dapat dilihat indikatornya di bidang kkonomi PCNU Karawang,” paparnya.

Bidang Ketenagakerjaan

Isu ketenagakerjaan di Karawang merupakan isu sentral yang tidak pernah selesai dibahas di sepanjang periode pemerintahan. Jumlah pengangguran di Karawang yang saat ini (Data BPS 2021) menduduki angka tertinggi yaitu sebesar 137.412 orang.

Di lingkungan NU sendiri, dari sebanyak 30 sekolah menengah yg tersebar di Karawang turut berkontribusi menjadi penyumbang jumlah pengangguran.

“Hal ini seyogyanya harus menjadi perhatian serius agar lulusan sekolah NU bisa lebih kompetitif atau sekurang-kurangnya dapat berusaha secara mandiri melalui kegiatan industri kreatif dan kewirausahaan,” tutupnya. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar