KARAWANG-Kepala Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Junaedi, menyesalkan normalisasi sungai Kali Kalapa yang dilakukan Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE) dan Sedana Golf tidak tuntas sesuai ploting yang diarahkan Pemkab Karawang yang tertuang dalam surat Nomor 600/2282/PUPR, yakni sepanjang 992 meter.
“Memang benar pekerjaan tersebut sekarang mandek. Karena mereka sewa alat beratnya hanya 100 jam itu sudah selesai. Paling pekerjaan itu baru 35 persen yang sudah dikerjakan. Janji nya pekerjaan itu kan sesuai arahan Bupati melalui Dinas PUPR, yang panjangnya 992 meter dari Kalimalang sampai jalan perumnas dan membuat jembatan pakai box cover itu belum dikerjakan pula. Boro-boro box cover, normalisasi saja belum tuntas dikerjakan. Sekarang 100 jam sudah selesai,” kata Junaedi kepada awak media, Minggu (9/5/2021).
Junaedi belum bisa memastikan apakah normalsasi sungai Kali Kalapa akan diselesaikan sesuai ploting atau tidak oleh pihak KJIE dan Sedana.
“Begini, karena yang punya Beko itu Pak Imam, itu kan belum dibayar, namun baru diajukan saja. Kalau alat berat itu uang sewanya kan harus dimuka, ini kok sudah selesai malahan belum cair uangnya. Ya itu yang membuat saya keberatannya ini. Untuk alat berat itu kan awalnya saya yang menghubungkan, malahan saya yang menggalang dana untuk alat berat tersebut. Dana dari KJIE dan pihak Sedana belum ada realisasi pembayaran sama sekali, ya otomatis kami setop” tegasnya.
Menurutnya, saat ini pekerjaan tersebut sudah di setop, karena itu sesuai permintaan pihak KJIE dan Sedana hanya 100 jam pekerjaan. Kalau pekerjaan oleh alat berat itu dilanjutkan. Lalu kata Junaedi, siapa yang akan membayarnya. Padahal pekerjaan itu mutlak tanggung jawab pihak KJIE dan Sedana.
Memang, lanjutnya, untuk awalnya pihak Sedana hanya akan melaksanakan pekerjaan di wilayah Sedana saja. Karena KJIE takut merasa keberatan, akhirnya diputuskan pekerjaan itu ditanggung mereka berdua (Sedana dan KJIE).
“Makanya, saya mah kalau pekerjaan itu tidak dilanjutkan, berarti masyarakat Desa Wadas akan bergerak lagi,” ancam Jubaedi.
Menyinggung adanya pernyataan dari pihak Humas KJIE di media, yang mengatakan bahwa pekerjaan tersebut akan diselesaikannya, Junaedi menolaknya. Karena Humas KJIE itu dianggapnya tidak tahu apa-apa.
“Humas KJIE itu tidak tahu apa-apa. Yang selama ini komunikasi adalah Pak Thomas sama pak Andri. Diberita mah keterangannya yang bagus-bagus saja, padahal ternyata di lapangan buktinya amburadul,” pungkasnya. (red).