Keren! Bantu Pemerintah Kendalikan COVID-19, Warga RW 019 Dirikan Posko COVID-19 Secara Swadaya

Engkos (paling kiri) bersama warga di depan rumah isoman.
Engkos (paling kiri) bersama warga di depan rumah isoman.

KARAWANG-Tak ingin larut dalam perdebatan pro kontra penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, sejumlah warga yang berdomisili di RW 019, Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur, gotong royong secara swadaya mendirikan Posko COVID-19 bagi warganya yang terpapar COVID-19.

Menurut Ketua RW 019, Engkos, dalam kegiatannya, Posko COVID-19 yang didirikan sejak diterapkannya PPKM Darurat, telah menggandeng dokter, bidan dan perawat yang tinggal di perumahan tersebut untuk turut berpartisipasi untuk menjalankan peran edukatif, konsultatif, motivatif serta pertolongan pertama.

Bacaan Lainnya

“Sejak September 2020 lalu, kami mencatat sekurangnya ada 140 orang warga kami yang terkonfirmasi positif COVID-19, 6 orang di antaranya meninggal dunia,” ujar Engkos saat ditemui di kediamannya yang juga berfungsi sebagai Dapur Umum dan Posko COVID-19 Perumahan Grand Permata, Selasa (14/7/2021).

Engkos menjelaskan, meski pihaknya mengetahui sebagian besar warganya yang terpapar covid-19 berasal dari klaster perusahaan, tetapi sebagai Ketua RW, dirinya memandang penting agar pihaknya bisa memutus penularan virus di tingkat keluarga serumah dan lingkungan.

Praktek ini, kata Engkos, merujuk pada apa yang disebut testing (pemeriksaan dini) dan tracing (pelacakan). Pelacakan diarahkan pada kontak erat untuk segera dilakukan pemeriksaan menggunakan metode antigen. Langkah ini kemudian dilanjut dengan tindakan pemisahan anggota keluarga bila ditemukan bukti terdeteksi positif COVID-19 satu dari yang lainnya. Baru kemudian yang terkonfirmasi positif akan ditempatkan di rumah isoman yang sudah disediakan untuk menjalani perawatan/treatmen.

“Implementasi 3T bagi kami adalah berusaha keras agar semua warga yang terpapar COVID-19 bisa diselamatkan di rumah isoman dengan memaksimalkan peran tim medis walau dengan keterbatasan peralatan medis yang hanya menyediakan tabung oksigen dan alat infus tanpa terburu-buru mengirim pasien ke rumah sakit,” bebernya seraya mengakui biaya kegiatan Posko COVID-19 bersumber dari iuran warga dan donasi dari jaringan dan relasinya.

Meski kegiatan di lingkungannya dilaksanakan secara mandiri, Engkos tetap berharap pemerintah agar lebih serius dalam menangani pandemi, khususnya bersikap tegas kepada pihak-pihak yang melanggar segala aturan pengendalian COVID-19, bukan hanya berani tegas kepada masyarakat kecil yang sedang mencari sesuap nasi.

Tetapi diarahkan kepada perusahaan-perusahaan yang masih mempekerjakan buruhnya juga kepada para pejabat yang merasa kebal hukum.

“Pemerintah harus serius dan konsekuen dalam menangani pandemi termasuk jaminan kebutuhan masyarakat di masa PPKM Darurat guna memeroleh kedisiplinannya, menggelar vaksinasi massal berikut edukasinya, menangani pasien COVID-19 dengan baik serta bisa secara mandiri menemukan obat COVID-19 tanpa mengandalkan impor,” tutup Engkos. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar