Pekerjaan Butut P3TGAI di Desa Mekarjaya, Dikerjakan Asal Jadi Tanpa Kisdam 

Pekerjaan P3TGAI Desa Mekarjaya tanpa kisdam.

KARAWANG-Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) kembali menjadi sorotan. Kali ini, pengerjaan proyek yang dilaksanakan oleh Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Mekar Abadi Desa Mekarjaya, Kecamatan Rawamerta, diduga tidak sesuai standar dan berpotensi merugikan.

Berdasarkan informasi yang tertera pada papan proyek, kegiatan ini di danai oleh Anggaran Pendapatan Negara (APBN) Tahun 2024 dengan nilai bantuan sebesar Rp195.000.000.

Bacaan Lainnya

Namun, hasil penelusuran menunjukan bahwa proyek tersebut diduga dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hasil investigasi delik.co.id, dilapangan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan proyek.

Salah satu masalah utama adalah ketika proses pemasangan batu kali untuk pondasi dilakukan tanpa menggunakan alat pendukung seperti kisdam atau pompa air agar air tidak luber.

Penggalian pondasi hanya dilakukan seadanya sehingga pondasi batu kali sekadar diletakkan di atas tanah galengan sawah.

Lebih parah lagi, batu kali ditancapkan di atas lumpur di area yang masih tergenang air. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa bangunan irigasi akan mudah rusak atau ambruk dalam waktu dekat.

Seorang pekerja yang tidak ingin disebutkan namanya berdalih hal itu dilakukan karena ada kesulitan di lapangan.

“Kami hanya pekerja. Kalau ada alat, ya kami pasang sesuai standar, kalau tidak ada, ya seadanya saja. Seharusnya pimpinan pelaksana menyediakan alat seperti kisdam, bambu, dan pompa air untuk mendukung pekerjaan, tapi ini tidak ada sama sekali. Perihal volume tinggi 75cm, lebar bawah 30cm dan lebar atas 34cm dengan plesteran” katanya, Senin (25/11/2024) kemarin.

Ketua pelaksana P3A Mekar Abadi, Kusnadi, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, membantah adanya masalah. Menurutnya, lokasi proyek terakhir diperiksa sudah dalam kondisi kering.

“Tadi waktu kami ke lokasi sudah kering kok, bahkan sudah bisa dibendung.”

Namun, pernyataan Kusnadi bertolak belakang dengan kondisi yang ditemukan dilapangan.

Sementatara, Andri, selaku Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) P3TGAI Mekarjaya, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, ia mengakui bahwa TPM P3TGAI yang di Desa Mekarjaya pegangannya.

Namun, saat disinggung terkait adanya dugaan pelaksanaan proyek P3TGAI di Desa Mekarjaya Kecamatan Rawamerta diduga amburadul dan tidak sesuai spesifikasi, Andri berdalih.

“Sebenarnya kalau lihat tupoksi TPM sebagai pendampingan P3A aja, mereka punya tim swakelola, ada ketua, pengawas, dan lainnya, kalau ada yang tidak sesuai pekerjaan, saya luruskan ke tim swakelolanya untuk di perbaiki,” tandasnya.

Dengan munculnya pemberitaan ini, pihak PPK dari BBWS Citarum dan atau APH segera ambil langkah agar uang rakyat tidak disalahgunakan. (man/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *