Absen Saat Warganya Digusur Tanpa Rasa Kemanusiaan dan Keadilan, Askun Kritik Tajam Cellica dan DPRD Karawang

2
Puluhan rumah digusur.

KARAWANG-Puluhan warga Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, harus merasakan kepedihan atas ketidakadilan yang diberikan negara hanya demi pembangunan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2.

Dengan dikawal ratusan aparat gabungan dari unsur TNI-Polri dan Pengadilan Negeri Karawang, puluhan rumah warga diratakan dengan tanah. Padahal, mereka telah memiliki surat hak kepemilikan tanah yang telah dikantonginya bertahun-tahun.

Air mata dan keringat mereka menjadi saksi rumah mereka yang telah ditempati bertahun-tahun kini harus rata dengan tanah.

Kepedihan warga makin tertambah pada saat penggusuran, pihak Pemkab Karawang (Bupati dan Wabup) dan anggota DPRD Karawang tampak absen, seolah mereka ingin lepas tangan dengan apa yang sedang diderita warganya.

Atas penderitaan yang dialami puluhan warga Citaman, Ketua DPC Peradi Karawang, Asep Agustian, bereaksi keras.

Askun, begitu ia biasa disapa, sangat menyayangkan absennya pemerintah daerah maupun para wakil rakyat pada saat proses eksekusi lahan untuk proyek Japek 2 di Kampung Citaman.

Askun menilai, dalam persoalan ini seakan rakyat dibiarkan berjuang sendiri dalam menuntut keadilan, tanpa adanya pendampingan dari negara dalam hal ini pemerintah daerah maupun para anggota DPRD Karawang.

“Kemana bupati?, kemana para pejabat pemda? Dimana mukanya para anggota DPRD dari mulai kabupaten, provinsi sampai anggota DPR RI,” sindir Askun, Rabu (1/2/2023).

Padahal kata Askun, 46 kepala keularga yang mendiami 24 rumah yang tergusur di Citaman terlihat sangat berharap hadirnya pemerintah daerah dan para wakil rakyat yang setiap kali pemilu selalu datang kepada mereka untuk meminta suara.

“Pejabat-pejabat ini dari bupati sampai dewan lihat tidak rakyatnya menangis, rakyatnya pingsan lihat rumahnya diratakan dengan Beko? Ini para wakil rakyat yang setiap pemilu datang mengemis meminta suara, kemarin pas eksekusi tidak terlihat mukanya datang mendampingi rakyatnya,” sindir Askun lagi.

“Mereka ini mikir tidak sih, rakyatnya yang tergusur setelah rumahnya diratakan dengan tanah akan tinggal dimana? Mereka pernah membayangkan tidak jika hal serupa terjadi kepada anggota keluarganya?” timpalnya heran.

Kepada awak media, Askun juga menyoroti perihal pengamanan eksekusi lahan oleh aparat gabungan yang dinilai terlalu berlebihan. Pasalnya, ada ratusan personel aparat gabungan taktis yang turun ke Citaman.

Sehingga kondisi ini menciptakan suasana ketakutan bagi warga. Bahkan aparat kepolisian sudah berjaga-jaga di lokasi, sebelum hari H eksekusi.

“Saya baca di berita sampai 300 personel. Sedangkan rumah yang mau dieksekusi itu cuma 26 kepala keluarga. Busyet deh, sudah kayak mau ngepung teroris saja,” tandasnya.

Diyakini Askun, sebenarnya tidak ada satupu warga Citaman yang ingin menentang kebijakan pemerintah dalam hal ini pembangunan Tol Japek 2 yang masuk dalam Pronas. Namun demikian, tentu nilai-nilai kemanusiaan harus diterapkan dalam setiap proses pembangunan negara.

“Yang ada warga makin takut. Saya rasa mereka tidak ada yang mau menentang negara. Cepat atau lambat, proyek strategis nasional memang pasti berjalan. Hanya saja ini loh ada yang belum diperlakukan adil. Tempuh dulu itu seharusnya,” pungkasnya.

 

2 thoughts on “Absen Saat Warganya Digusur Tanpa Rasa Kemanusiaan dan Keadilan, Askun Kritik Tajam Cellica dan DPRD Karawang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *