KARAWANG-Pada Jumat (24/5/2024) lalu, tiga parpol besar Karawang, Gerindra Nasdem dan PKS, deklarasi koalisi parpol di salah satu hotel ternama di Karawang.
Ketiga parpol tersebut sepakat untuk mengusung petahana H. Aep Syaepuloh sebagai calon bupati di Pilkada Karawang 2024, sementara untuk wakilnya diserahkan ke internal Partai Gerindra.
Namun demikian, koalisi parpol tersebut dinilai potensi bubar dengan didahului keluarnya PKS dalam koalisi tersebut.
Penilaian tersebut disampaikan oleh pengamat politik Karawang Nana Kusdiana Kustara kepada delik.co.id, Jumat (7/6/2024) sore.
Menurut Nana, bila dilihat dari konfigurasi koalisi tiga parpol itu terlihat posisi PKS bukan sebagai pelopor tetapi lebih mengarah kepada partai pengekor atau pelengkap.
“Dalam konteks itu tentu akhirnya posisi PKS akan mempertimbangkan secara lebih hati-hati untuk mengusung kadernya sendiri dr Atta sebagai wakil karena di Gerindra sudah ada kadernya Gina Swara yang digadang-gadang dijadikan wakil petahana,” ucapnya yang pernah menjabat Sekretaris DPC Partai Demokrat Karawang ini.
“Sehingga dalam konteks itu seolah-olah PKS hanya menjadi pelengkap dalam koalisi parpol tersebut,” sambungnya.
Sebagai partai pemenang dan peraih kursi terbanyak dalam koalisi itu, Nana menilai wajar jika Partai Gerindra mendapat jatah wakil bupati sehingga berimplikasi PKS tidak bisa mengusung kadernya jadi wakil.
“Karena petahana sudah diusung Nasdem dan tidak mungkin ada dua wakil, maka PKS dianggap sebagai pelengkap,” tegasnya.
Nana menegaskan bahwa politik tidak seperti ilmu matematika yang hasilnya sudah sangat bisa dipastikan seperti satu tambah satu hasilnya dua. Politik itu dinamis sehingga tidak bisa dipastikan PKS akan selamanya berada dalam koalisi tersebut.
“Kalau dalam koalisi itu PKS nyaman dan sesuai dengan kepentingangannya maka PKS akan tetapi berlabuh dalam koalisi itu,” ucapnya.
“Tidak menutup kemungkinan juga PKS akan keluar dari koalisi itu bila memang sudah tidak nyaman dan tidak mendapatkan sesuatu apa yang diinginkan PKS,” timpalnya.
Mantan Dewan Pengawas Perumdam Tirta Tarum ini menambahkan, selama koalisi parpol belum mendaftarkan paslonnya ke KPU Karawang maka segala kemungkinan perubahan koalisi parpol masih terbuka lebar.
Nana juga menyoroti perilaku PKS yang menyodorkan kadernya dr Atta sebagai calon wakil bupati, maka bisa dipahami juga kalau petahana sejatinya tidak diusung oleh PKS.
“Karena tidak mungkin calon bupati dan calon wakil bupati diusung oleh satu partai, seperti yang sudah diketahui oleh publik bahwa di Pilkada Karawang 2024 tidak ada satupun parpol yang bisa usung calon bupati dan calon wakil bupati tanpa koalisi dengan parpol lain,” tutupnya. (red).