UBP Karawang Bangkitkan Kembali Jamur Merang di Karawang

Penandatanganan MoU UBP bangkitkan kembali jamur merang.
Penandatanganan MoU UBP bangkitkan kembali jamur merang.

KARAWANG-Jamur merang sempat menjadi komoditas unggulan Karawang pada kira-kira dua dekade yang lalu. Bahkan Karawang pernah menjadi sentra untuk komoditas ini, tepatnya pada tahun 2007 dengan produksinya mencapai 48.247 ton.

Hal ini didukung dengan melimpahnya merang atau jerami sebagai media tanam jamur ini. Seiring perkembangannya, komoditas ini semakin redup hingga pada saat ini hanya tersisa sedikit kumbung jamur dan tercatat pada 2019 produksinya hanya mencapai 12.700 ton.

Bacaan Lainnya

Hal ini menarik perhatian UBP Karawang dalam rangka pelaksanaan tri dharma, berkomitmen meningkatkan produktivitas jamur merang dengan sentuhan teknologi.

Keseriusan UBP Karawang dibuktikan dengan dijalinnya kerja sama (MoU) antara Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer dengan Balai Besar Litbang Pasca Panen pada 6 Juni 2021 di Laboratorium Pasca Panen dan Mutu Beras Karawang.

Sebagai tindak lanjut MoU tersebut dilakukan penelitian penerapan teknologi Internet of Things (IoT) pada budidaya jamur merang di kumbung Poktan Srijaya, Kecamatan Banyusari, Karawang, dengan melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Informatika.

Penelitian tersebut berfokus pada pengkodisian faktor-faktor yang ada dalam kumbung agar mendukung pertumbuhan jamur yang dikontrol melalui internet.

Untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan, pada Selasa (7/12/2021), diadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pengembangan Produktivitas dan Kualitas Komoditas Lokal Jamur Merang melalui Penerapan Internet of Things (IoT)” yang dihadiri oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Dinas Pertanian Kab. Karawang dan Kelompok Tani Srijaya.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama para petani jamur merang agar mendapatkan akses seluas-luasnya untuk dapat meningkatkan produktivitas dengan penerapan teknologi,” ujar Dr. Hanny Hikmayanti, M.Kom., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus Ketua Panitia FGD. Kegiatan FGD tersebut berjalan dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta.

Di akhir acara, sebagaimana rekomendasi dari Tim Perumus, dilakukan deklarasi sebagai komitmen bersama untuk menjalin sinergitas antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kembali produktivitas jamur merang di Karawang.

“Tindak lanjut dari deklarasi ini adalah didirikannya Pusat Jamur di UBP Karawang, sebagai wadah penelitian dan pengembangan jamur ditinjau dari berbagai aspek keilmuan yang ada. Kami punya enam fakultas yang akan didorong ke arah sana. Sebagai contoh ternyata pada jamur itu terdapat zat ergothioneine yang berguna untuk obat, Kami punya Fakultas Farmasi tentunya akan melakukan penelitian lebih lanjut ke arah sana” ujar Rektor UBP Karawang, Prof. Dedi Mulyadi SE., MM. Pusat jamur yang didirikan berada di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UBP Karawang.

Ditemui secara terpisah, salah satu narasumber dalam acara FGD tersebut yang juga telah mengimplementasikan teknologi IoT di kumbung miliknya, Tani Suryadinata dari Poktan Srijaya, mengatakan, dirinya sangat terbantu dengan adanya institusi pendidikan yang memperhatikan para petani jamur.

“Saya baru melihat hanya UBP Karawang yang betul-betul mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembalikan kejayaan jamur merang di Kab. Karawang. Saya merasakan sendiri support teknologi IoT dari UBP Karawang, hanya dalam genggaman HP android dimanapun bisa mengontrol kondisi kumbung jamur seperti suhu, kelembaban, dan lain-lain. Hasil yang diperoleh dengan IoT lebih baik dari cara konvensional,” pungkasnya. (rilis/red).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar