KARAWANG-Nita Fitriyani, mahasiswi dari Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika berhasil menjadi lulusan terbaik di acara Wisuda Program Sarjana ke-8 Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang yang digelar di Gedung Serba Guna Maruli, Sabtu (22/6/2024).
Meski ayahnya, Omay Zaelani Rohman, berprofesi sebagai anggota Linmas (sebelumnya Hansip) di Desa Bengle Kecamatan Majalaya, dan ibunya, Acah Kurniawati, berprofesi pedagang kecil-kecilan tidak menyurutkan semangat belajar Nita, hingga akhirnya ia mendapat predikat ‘Pujian’ dengan nilai IPK sebesar 3,83.
Raut kebahagiaan Omay terpancar dari wajahnya, matanya berkaca-kaca menahan haru melihat putri kesayangannya berhasil menjadi lulusan terbaik.
Ketika ditemui usai gelaran wisuda, Omay berkali-kali menyatakan rasa bangga terhadap putrinya itu. Ia seakan tak percaya dapat mengantarkan anaknya menjadi sarjana.
“Intinya saya amat bangga anak bisa lulus, apalagi menjadi mahasiswi terbaik, meski bapaknya seorang Linmas tapi anak saya bisa menjadi yang terbaik,” ucap Omay penuh haru.
Pria berusia 48 tahun itu berkisah, rasa was-was sempat menghantuinya apakah mampu membiayai anaknya kuliah hingga lulus. Mengingat penghasilannya sebagai hansip yang tak seberapa.
“Honor linmas dihitung per bulannya Rp 475 ribu,” katanya.
Meski demikian, ia bersama sang istri, Acah Kurniawati bertekad keras agar putri sulungnya itu jangan sampai putus kuliah hanya karena ketiadaan biaya.
Di luar kesehariannya sebagai hansip, dia pun bekerja serabutan, dari kuli konveksi hingga menjadi tukang bangunan. Begitu pun dengan sang istri, turut membantu ekonomi keluarga dengan membuka usaha kue kecil-kecilan.
“Atas izin Allah kalaupun usaha saya begini sekedar Linmas, tapi setelah itu saya juga kuli di luar, serabutan apa aja, yang penting apa aja bisa kuliahkan anak,” ucapnya berkaca-kaca.
Tempat yang sama, Nita Fitriyani mengaku tak malu dengan profesi ayahnya. Ia justru sangat berterima kasih kepada kedua orang tuanya yang telah berjuang banting tulang membiayai kuliahnya.
Sadar dengan ekonomi keluarga yang tidak seberapa, Nita pun berusaha berjuang dengan caranya sendiri, yaitu mengejar beasiswa.
“Alhamdulillah di semester akhir aku dapat beasiswa Karawang Cerdas, dapat bantuan Rp6 juta per tahun jadi kebantu,” katanya.
“Aku ngelihatnya bapak itu perjuangannya sangat besar sekali, jadi harus bikin timbal balik gitu. Alhamdulillah saya bisa dan bersyukur bisa berikan yang terbaik,” kata Nita.
Sebelumnya, Rektor UBP Karawang, Prof. Dr. Dedi Mulyadi mengatakan, dari sekian 11 lulusan terbaik itu ada lulusan dari prodi Teknik Informatika yang merupakan putri seorang Linmas di Desa Bengle Kecamatan Majalaya meraih predikat pujian dengan IPK sebesar 3,83.
“Kita enggak tahu berapa sih sebenarnya gaji atau honor seorang Linmas tapi ternyata bisa punya putri lulusan terbaik UBP Karawang, ini tentunya suatu yang luar biasa” ungkapnya.
Rektor berharap kedepan banyak lembaga dan institusi yang memberikan bea siswa ke para mahasiswanya yang memiliki prestasi akademik, dan (bea siswa) sisi lain mahasiswa memiliki kelemahan dan keterbatasan dalam hal ekonomi. (red).