PURWAKARTA-Awalnya, polisi yang bertugas di Bhabinkamtibmas Polres Purwakarta, Aipda Lili Abdullah, ini tidak terpikir bakal jadi peternak ayam yang sukses.
Hanya saja, Lili yang berdomisili di Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, bisa disebut sosok pria yang tak kenal menyerah dalam menggeluti dunia wirausaha.
Usaha ternak ayam tersebut digelutinya sejak 2017 silam bermodalkan uang tunai sebesar Rp15 Juta dan belajar usahannya secara otodidak, Lili mulai merintis usaha ayam petelurnya ini sebanyak 150 ekor.
Berkat ketekunan dan ketelatenannya memelihara ayam petelur selama kurun waktu kurang lebih 5 tahun, Aipda Lili kini telah memiliki 1.000 ekor ayam petelur yang mampu meraup omzet mencapai Rp8 hingga Rp10 juta per bulan.
“Jujur saja, dalam memelihara ayam petelur ini belajar secara otodidak. Pengetahuan yang didapat juga dari Google. Ya selain itu, keyakinan yang kuat dalam menekuni setiap proses perjalanan usahanya, sekarang hasilnya sudah dapat diraih dan dirasakan,” tutur Lili saat ditemui di peternakan ayam petelur miliknya di Kampung Ciasem, RT 07 RW 04, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Minggu (11/04/2021).
Dari 1.000 ekor ayam petelur, kata Lili, bisa menghasilkan paling sedikit 900 butir telur setiap harinya. Jika di rupiahkan, Lili mampu meraih sekitar kisaran Rp300 ribuan lebih untuk pendapatan bersih dalam setiap harinya.
“Alhamdulilah sekarang dari 1.000 ayam petelur, sudah menghasilkan rata-rata 900 butir telur setiap harinya. Alhamdullilah, hasilnya cukup untuk menambah gaji bulanan. Kalau di rata-rata dalam setiap harinya, palingan 45 hingga 50 Kilogram telur yang di hasilkan di dua kandang ini,” tutur pria kelahiran Purwakarta, 6 Maret, 40 tahun silam tersebut.
Untuk pemasaran telur, kata Lili, saat ini hanya di pasarkan di wilayah sekitar rumahnya saja. Bahkan, diakuinya, tak jarang pelanggan yang langsung datang ke kandang untuk membeli telur secara langsung.
“Sekarang untuk penjualan alhamdulillah enggak sulit, soalnya banyak pelanggan yang sampai rela nunggu dan datang ke kandang untuk mendapatkan telur ayam yang masih fresh,” akunya.
“Kalau pas awal-awal sih, saya tawarin ke tetangga deket rumah aja, agak sulit. Dengan keterbatasan modal, tak jarang saya juga sering menolak pesanan dari agen-agen telur,” timpal Lili.
Ia mengaku, usaha yang digelutinya selama ini tidak menggangu tugas utamanya sebagai abdi negara. Pasalnya, untuk merawat ayam petelur tersebut, Lili dibantu mertua dan saudaranya.
“Kalau yang ngurus sih di bantu mertua sama saudara Kang. Jadwal saya ngurus ayam sih, menyesuaikan jadwal piket sebagai Polisi. Ya pada saat lepas piket atau ketika selesai kerja aja, dan usaha yang saya tekuni ini tanpa harus mengganggu tugas saya sebagai pengayom, pelayan serta pelindung masyarakat (anggota Polri, red),” ucap pria yang dikenal murah senyum ini.
Lili berharap, usaha ternak ayam petelur miliknya ini bisa terus berkembang dan bisa lebih banyak lagi dengan harapan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, khususnya masyarakat setempat.
“Semoga usaha sampingan seperti yang dilakukan saya pribadi, bisa menjadi inspirasi rekan-rekan kerja (anggota polisi, red) untuk bekal dimasa tua. Terlebih yang mendekati masa purna bhakti (pensiun, red),” tutur Lili.
Dalam kesempatan itu, ia bersedia membagi tips kesuksesannya dalam menjalankan bisnis peternakan ayam petelur. Modal pertama yang harus dimiliki, tambah Lili, adalah tekad dan ketelatenan.
“Intinya, jangan kenal menyerah. Jika ada kemauan, pasti ada jalan kesuksesan yang bisa diraih. Untuk urusan modal, tidak perlu merogoh kantong yang besar. Tapi bisa dimulai dari kecil. Ingat pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit,” pungkasnya. (not/red).