Selain Belajar Ilmu Agama, Santri di Ponpes Minnatul Huda Juga Belajar Tani dan Bisnis

Santri Ponpes Minnatul Huda sedang bertani
Santri Ponpes Minnatul Huda sedang bertani

PURWAKARTA-Selain dituntut untuk belajar ilmu agama dan formal, para santri di Pondok Pesantren Minnatul Huda berlokasi di Kampung Cibogopentas, Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, itu pun dibina keahlian dalam sektor pertanian atau agribisnis.

Ketua Pendidikan Yayasan Minnatul Huda, Nizar Maulana Malik, mengatakan, tujuan pengembangan pertanian adalah untuk kemandirian ekonomi pesantren dengan memanfaatkan lahan kosong ditanami berbagai jenis benih sayuran, seperti jagung, cabai hijau besar, juga melon pujisawa dan intanon.

Bacaan Lainnya

“Khusus penanaman melon pujisawa dan intanon menggunakan sistem hidroponik media tanpa tanah diganti dengan kokopid dan skam melalui metode green house. Pengembangan pertanian ini di lahan seluas 8.000 meter,” ujarnya, Kamis (25/3/2021).

Ia mengaku teknis penyiraman dan pemupukan sayuran tidak manual melainkan menggunakan sebuah alat yang terintegrasi pada satu pohon dengan pohon lainnya.

Hal itu, dilakukan untuk memudahkan dan menekan biaya produksi, sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai keunggulan kompetitif.

“Jadi para santri tidak terlalu cape dalam mengurus perkebunan ini,” ucapnya.

Adapun hasil panen dari pertanian ini selain untuk memenuhi kebutuhan para santri, juga dijual dan hasilnya untuk pengembangan saran dan prasaran pondok pesantren.

“Pemasarannya melalui media sosial. Saat ini kami jual dalam maupun luar kota. Kalau melon kami jual ke Pondok Pesantren Al Ittifaq di Bandung kemudian dikirim ke Belanda,” paparnya.

Adapun omzet yang dihasilkan khusus untuk cabai besar Rp60 juta dengan keuntungan Rp50 juta per musim empat sampai kali panen.

“Paling besar memang cabai, karena paling banyak tanam cabai,” ujar pria akrab disapa kang Nizar itu.

Meskipun saat ini sudah dikatakan sukses sebagai Unit Usaha Agribisnis, namun Pondok Pesantren Minnatul Huda tidaklah diraih dalam waktu singkat. Ada beberapa proses yang ditempuh hingga akhirnya berada dalam titik saat ini. Kang Nizar bercerita, pengembangkan sektor pertanian dimulai pada 2015 dengan diawali tanam sayuran jenis kangkung.

Kemudian, jagung dan cabai besar yang luasan lahannya terus bertambah hingga mencoba bercocok tanam metode green house.

“Sebelum dijual ke luar, awalnya dijual ke koperasi pondok pesantren, untuk memenuhi makan para santri di sini, jadi tidak usah beli keluar,” imbuhnya.

Ia berkomitmen agrobisnis ini akan terus dilakukan agar para santri memiliki ilmu cara bertani, untuk bekal ketika kembali ke kampung halamannya masing-masing.

“Sebetulnya para santri di pondok pesantren ini juga diarahkan sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki. Kalau komputer kita arahkan, suka berternak juga kita arahkan,” pungkasnya.

Diketahui, Pondok Pesantren Minnatul Huda juga menyediakan pendidikan formal, seperti SD, SMP dan SMK berbagai jurusan di antaranya TKJ, Akuntansi dan Agrobisnis. (wes/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *