KARAWANG-Sejumlah partai politik (parpol) koalisi, PKS-Nasdem-PKB-PDIP, telah memproklamirkan akan mengusung pasangan calon (paslon) H. Aep Syaepuloh dan H. Maslani untuk didaftarkan ke KPU Karawang sebagai kontestan Pilkada Karawang 2024.
Namun kemunculan paslon H. Aep-Maslani tidak memunculkan keriuhan (euforia) yang signifikan di tengah masyarakat.
“Artinya bahwa fenomena ini kontradiktif dengan hasil survei yang selama ini telah dirilis dan digembor-gemborkan bahwa tingkat kemenangan H. Aep berdasarkan hasil survei beberapa waktu yang lalu ada di kisaran 70 persen,” kata Presidium STC-86 Community, Inggar Permana, kepada delik.co.id, Sabtu (24/8/2024).
Menurutnya, ada kemungkinan tidak hebohnya paslon H. Aep-Maslani karena dipicu gegara H. Aep selaku petahana mengisi jabatan kosong beberapa dinas yang kemudian menjadi kontroversi sebagaiman yang mucul dalam sejumlah portal berita.
“Sebagaimana yang dikatakan oleh Panji Kompak Reformasi berdasarkan temuan hukumnya bahwa kebijakan H. Aep mengandung unsur tabrak aturan perundang-undangan,” ujarnya.
Sehingga dalam statmennya pula Panji meyakini bahwa karena kesalahan tersebut H. Aep akan menghadapi masalah ketika mendaftar ke KPU Karawang. Imbasnya, isu ini bisa berpengaruh besar terhadap partisipasi masyarakat yang akan memilih H. Aep nantinya.
“Bisa juga dianggap bahwa Maslani yang menjadi pasangan H. Aep bukan dari tokoh yang populis dan memiliki persoalan primordial, sehingga kurang diminati oleh masyarakat karawang karena faktor asal-usul daerah asal dimana Maslani dilahirkan dan dibesarkan (di luar Karawang), serta latar belakang karir sebelumnya berangkat sebagai anggota Polri,” ulasnya.
Inggar menjelaskan, sebagaia besar masyarakat Karawang masih menggandrungi calon pemimpin yang memiliki karakteristik kesundaan atau kekarawangan.
Contoh pada Pemilu 2015 yang lalu ada kontestan yang bukan dari karakteristik Sunda, kendati kontestan tersebut kaya raya namun hanya mendapatkan dukungan suara minimal.
“Artinya bahwa kekuatan kekayaannya tidak dapat maksimal dalam mengambil simpati masyarakat karawang. Artinya pula orang Karawang masih banyak yang bersikap rasional tidak seperti yang digemborkan bahwa masyarakat Karawang sangat pragmatis, Pemilu 2015 lah fakta dan jawabannya,” ungkapnya.
Paslon Ajam-Gina Dirindukan Masyarakat
Inggar menambahkan, KIM di Karawang akan sangat mungkin terwujud hanya saja semua partai pengusung tidak gegabah dalam mengeluarkan keputusan, karena faktor strategi juga melihat sejauh mana pasangan Ajam-Gina dirindukan masyarakat Karawang.
Inggar meyakini bahwa jika nanti paslon Ajam-Gina ini sudah diputuskan dan dideklarasikan, maka akan ada mobilisasi dan lautan manusia sampai ke pelosok-pelosok Karawang yang secara sukarela untuk melibatkan dirinya sebagai relawan pemenangan Ajam-Gina.
“Karena dua sosok ini sampai sekarang selalu menjadi buah bibir dambaan masyarakat Karawang dan dalam sejarah percaturan politik Karawang sejak dipilih langsung pasangan calon yang memenangkan Pilkada selalu yang berformasi laki-laki dan perempuan. Walaupun hal itu bisa saja disebut mitos, tapi inilah kenyataan yang harus diakui,” tutupnya. (red).