Belum Ada Titik Terang, Pengacara Desak Polisi Segera Ungkap Penyebab Kematian Rahmat

Pieter D Ruman
Pieter D Ruman

KARAWANG-Pengacara korban Rahmat yang mayatnya ditemukan mengambang di irigasi KW 9 pada 1 Maret 2021, Pieter D Ruman, mendesak polisi agar segera mengungkap penyebab kematian korban.

Pasalnya, sudah hampir dua bulan ini kasus itu belum juga menemui titik terang.

Bacaan Lainnya

“Sampai saat ini pihak kepolisian belum mengungkap kasus tersebut . Tapi kami berharap melalui pemberitaan ini kepolisian segera membuat terang kasus ini,” ujar Pieter, Sabtu (24/4/2021).

Menurut Politikus PDI Perjuangan yang berprofesi sebagai pengacara ini, meski korban telah meninggal dunia, namun keluarga korban ingin mengetahui penyebab kematiam dan memiliki hak atas keadilan di balik kasus kematian tersebut yang diduga ada indikasi pembunuhan.

“Karena walaupun korban sudah meninggal, korban/keluarga masih tetap berhak atas keadilan dan kebenaran kasusnya,” ucap Pieter

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil autopsi dari forensik RSUD Karawang jelas-jelas menyebutkan ada luka memar pada bagian wajah,luka sobek pada bagian bibir atas dan bawah, serta pada bagian punggung, yang disebabkan kena benda tumpul.

Selain itu hasil dari laboratorium juga menyebutkan ada gangguan pernafasan pada korban sehingga menyebabkan meninggal dunia.

“Namun tidak dijelaskan secara detail gangguan pernafasan karena kekurangan oksigen atau karena air masuk ke dalam paru-paru atau karena ada peristiwa sebelum korban jatuh atau dijatuhkan ke sungai,” bebernya.

Ia pun menegaskan, berdasarkan beberapa keterangan yang sudah dilakukan pihak kepolisian dalam hal ini klarifikasi dengan melakukan penyelidikan ke beberapa orang, sudah ada keterangan bahwa betul sekelompok orang mengakui sebelum korban ini jatuh atau dijatuhkan ada peristiwa pengeroyokan.

“Mereka sudah mengakui itu, dari beberapa orang yang diduga melakukan pengeroyokan itu,” tambahnya.
Bahkan pihak keluarga berinisiatif juga supaya tidak terjadi balas dendam atau main hakim sendiri. Sehingga terduga sebanyak delapan orang sudah digiring ke Polsek Kota dan dilanjutkan ke Polres Karawang

“Perkembangan selanjutnya setelah ada laporan kejadian, pihak kepolisian melakukan pemanggilan ke delapan terduga tersebut. Beberapa di antaranya mengakui, namun sampai saat ini perkaranya belum ada perkembangan alias jalan di tempat” tuturnya.

Dirinya sebagai Kuasa Hukum dari keluarga Korban, mengkonfirmasi dengan bersurat ke Kasat Reskrim Polres Karawang pada kamis tanggal 21 april 2021 untuk minta kejelasan dari pihak kepolisian dalam hal ini Polres Karawang.

Pihak keluarga ingin memgetahui bagaimana sesungguhnya peristiwa ini bisa diungkap secara terang benderang. Sehingga sekurang-kurangnya duka keluarga bisa sedikit berkurang dengan berpulangnya almarhum.

“Terkait kematian korban Rahmat Lermana tersebut. Sebenarnya petunjuk-petunjuk itu sudah ada, dan keterangan saksi/pelaku sudah ada, data “IMEI” dari kartu HP korban sudah diserahkan ke pihak kepolisian utk mengetahui dan melacak dengan siapa serta apa materi percakapan korban saat saat sebelum berangkat ke TKP, serta jejak percakapan elektronik (massanger) korban dengan seseorang sebelum menjelang kejadian,” ungkapnya.

Demikian halnya dari tempus delictie, sambungnya, hal mana kejadian tersebut terjadi pada dini hari, apa latarbelakang sekelompok orang tersebut berkumpul, apakah ada yang mengorganisir dan atau menggerakannya. Jadi sebenarnya tidak ada alasan lagi bagi pihak kepolisian untuk tidak menaikan kasusnya dari penyelidikan ke penyidikan.

“Kami menyakini pihak kepolisian sangat professional dan pasti akan mampu mengungkap kasus ini,” pungkasnya.

Diketahui, pada hari Senin 1 Maret 2021, Rahmat Lesmana berusia 30 tahun yang bekerja sebagai buruh harian lepas mayatnya ditemukan mengambang di irigasi KW 9. Salah soerang warga, Faris (37) mengaku mengenal jasad korban.

“Saya kebetulan kerja di bagian pengairan KW 9, info penemuan mayat ini saya langsung kroscek, dan ternyata saat saya ke teman-teman, ciri-cirinya persis si Boti,” tuturnya. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *