BPUPPK : Optimis Ajam dan Gina Bersatu, Hanya Tuhan yang Bisa Gagalkan

Dadan Suhendarsyah.

KARAWANG-Konstelasi politik jelang pendaftaran pasangan calon (paslon) ke KPU Karawang pada 27-29 Agustus kian menghangat.

Pada Sabtu (17/8/2024) malam, menyusul PKS dan NasDem, PKB turut resmi mengusung petahana H. Aep Syapuloh di Pilkada Karawang 2024.

Bacaan Lainnya

Pihak lain, Koordinator Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang (BPUPPK), Dadan Suhendarsyah, mengaku optimis Acep Jamhuri (Ajam) dan Gina Fadlia Swara bakal menyatu menjadi paslon untuk maju di Pilkada Karawang 2024.

“Saya melihat ada pondasi semangat yang sama-sama menyala di antara para pihak bahwa Karawang harus terbarukan dan kesadaran dalam mengelola Karawang tidaklah bisa dilakukan hanya oleh satu-dua kelompok, sehingga dirasa perlu menyamakan persepsi lalu bekerja sama antar pihak, serta mengendalikan ego dan ambisi piribadi maupun kelompok yang berlebihan,” kata Dadan dalam keteragan tertulisnya kepada delik.co.id, Minggu (18/8/2024) siang.

Dadan tidak mempermasalahkan di antara Acep dan Gina siapa yang menempati posisi sebagai cabup atau cawabup.

Ia bersama temen-teman yang tergabung dalam BPUPPK tidak masuk dalam ranah penentuan tersebut.

Menurutnya, Ajam dan Gina itu sudah berkali-kali ketemu atas kesadaran sendiri dan tanpa tekanan serta dengan suasana yang penuh kehangatan. Keiniginan untuk berjodoh di antara mereka berdua tampak sudah sangat terlihat.

“Chemistry-nya nyambung dari awal. Tinggal mempertegas siapa di posisi apa dan waktu deklarasi saja.  Perkembangan komunikasi tersebut tentunya sudah disampaikan ke masing-masing DPP calon parpol pengusung untuk dijadikan pertimbangan,” ujar mantan Sekretaris DPD PAN Karawang ini.

Dari perjalanan itulah, kekhawatiran di  pihaknya hampir tidak ada bahwa Gerindra akan mengusung calon lain di luar Gina Swara, kendati diakuinya ada upaya-upaya dan klaim pihak tertentu bahwa Gerindra tidak usung Gina.

“Kami menganggap sebagai hal yang wajar saja dilakukan oleh bakal calon dan partai politik. Justru kalau manuver dan propaganda tidak dilakukan, kontestasi politik menjadi kehilangan ruh,” ucapnya.

BPUPPK tidak ingin jumawa dengan keluarkan pernyataan bahwa Ajam-Gina bakal mampu kalahkan petahana. Namun Dadan mengingatkan bahwa politik itu dinamis dan gaib.

“Sah-sah saja petahana melalui tangan partai mempublikasikan hasil survei.  Kami sudah menganalisa data tersebut dan menyandingkan dengan hasil survei internal kami yang sudah digelar oleh partai-partai pengusung,” tuturnya.

BPUPPK tak perlu menanggapi terlalu detil data-data survei petahana, sebab ini menyangkut metode dan strategi pemenangan yang tidak semuanya perlu diketahui oleh umum. Sedikit saja dari publikasi tersebut ada kelemahan-kelemahan petahana yang bisa dijadikan kekuatan bagi Ajam dan Gina.

“Dan yang paling penting hasil survei internal kami yang dilakukan akhir Juni memang benar petahana ada di urutan atas, namun angkanya tidak sebombastis itu. Masih dibawah 45 persen. Sangat rentan bagi seorang petahana. Tentu jauh berbeda jika dibandingkan survei seorang Cellica di pencalonan periode pertama 10 tahun lalu,” bebernya.

Kekalahan elektabilitas Acep maupun Gina dibanding petahana dalam survei dinilai BPUPPK merupakan hal wajar, bukan suatu abnormal.

Dadan pun menyederhanakan dengan perumpamaaan bahwa Gina Swara dan Acep Jamhuri merupakan sosok yang cukup populer. Basis massa loyalisnya jelas, namun gerakan sosialisasi dan publikasinya masih sangat terbatas, sangat jomplang dengan gerakan petahana yang dengan kekuasaannya memiliki banyak cara dan fasilitas untuk bergerak.

“Selain itu di beberapa bulan lalu, kedua sosok tersebut masih dianggap tidak serius mencalonkan, serta alat dan media publikasi yang minim ataupun pembuktian kesiapan modal,” ungkapnya.

BPUPPK memang sangat mengharapkan bersatunya Ajam dan Gina di Pilkada Karawang 2024. Pasalnya, figur Acep Jamhuri ataupun Gina Swara harus diakui memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, sehingga diperlukan kesadaran yang dibangun atas semangat Dwi Tunggal, saling mengisi, saling melengkapi, saling menguatkan dan saling mengharumkan (Silih Wangi-keun) di antara kedua figur tersebut.

Dadan menjelaskan, Dwi tunggal adalah tipe kepemimpinan kolektif kolegial, artinya meski berbeda posisi jabatan, namun senantiasa urun rembuk, membuka diri dalam pelibatan ide, pemikiran, serta gagasan dalam setiap program kebijakan,

“Sehingga tercipta harmoni kerukunan, tidak ada yang merasa ditinggalkan/ dicampakkan, atau tidak dimanusiakan (hanya dijadikan ban serep),” terangnya.

Tipe leadership sejenis ini, sambungnya, sudah dipraktekan semasa kepemimpinan Soekarno-Hatta dan menjadi warisan nilai-nilai luhur bangsa untuk dijadikan arah panduan bagi setiap calon pemimpin.

“Kemudian semangat pembagian kewenangan dan peran ini ditiru oleh kepala daerah dan wakil kepala daerah hasil Pilkada langsung paska reformasi, sehingga kepala daerah beserta wakilnya tetap harmonis sepanjang usia pemerintahan dan berkenan tampil bareng kembali di Pilkada selanjutnya,” tandasnya.

Dadan menambahkan, pihaknya miliki keyakinan bahwa Acep dan Gina bisa menyatu di Pilkada Karawang 2024.

“Keyakinan kami saat ini sudah mencapai 99 persen, tinggal 1 persen lagi adalah takdir yang merupakan kewenangan mutlak dari Tuhan,” tegasnya.

“Anggap saja kami adalah kelompok yang menculik dan menekan Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945. Padahal saat itu Soekarno masih bersikukuh menunggu terlebih dahulu waktu yang ditentukan oleh pemerintah Jepang,” timpalnya.

Sekedar untuk diketahui, BPUPPK itu sifatnya adhoc. Ada 13 orang yang berasal dari aktivis, pengurus partai, serta orang-orang yang memilik ikatan emosional kuat kepada Ajam ataupun Gina.

“Kami terlibat atas nama personal, tidak membawa institusi. Tujuannya memfasilitasi penyatuan Kedua sosok calon pemimpin Karawang serta disempurnakan oleh dukungan para mantan Bupati Karawang. Mohon maaf, nama-nama yang tergabung dalam BPUPPK belum bisa kami sebutkan secara gamblang, sebab ini lagi-lagi menyangkut seni dan strategi kontestasi,” tutupnya. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *