Golkar dan PAN Dukung Prabowo Capres, Pengamat Sebut KKIR Representasi Politik Masyarakat, Ini Alasannya

Gili Argenti.
Gili Argenti.

KARAWANG-Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional  (PAN) resmi memberikan dukungannya terhadap bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto pada Minggu (13/8/2023).

Menanggapai dinamika politik tersebut, Pengamat politik Unsika, Gili Argenti, M.Si., mengatakan, deklarasi dukungan PAN dan Partai Golkar ke Prabowo menjadikan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), yang sebelumnya hanya  melibatkan dua partai politik, yaitu Partai Gerindra dan PKB, akan semakin memperkuat koalisi politik tersebut.

Bacaan Lainnya

“Artinya koalisi keempat partai mendekati representasi politik masyarakat Indonesia, karena menggabungkan kekuatan Islam (tradisionalis dan modernis) serta kekuatan nasionalis,” kata kandidat doktor ilmu politik ini kepada delik.co.id, Minggu (13/8/2023).

Baca juga : Pengamat Politik : Meski Ada Kekurangan, Sistem Pemilu Legislatif Proporsional Terbuka Lebih Demokratis

Ia menjelaskan, meskipun PKB dan PAN bukan partai Islam karena tidak mencantumkan Islam sebagai asas partai, tetapi sudah menjadi rahasia umum keduanya tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang konstituen kelompok Islam.

“PKB merepresentasikan kelompok tradisionalis, PAN merupakan simbolisasi kelompok modernis, serta Partai Golkar dan Partai Gerindra representasi kubu nasionalis,” bebernya yang baru saja dilantik sebagai pimpinan Lembaga Hikmat dan Kebijakan Publik dalam kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karawang masa jabatan 2022-2027.

Menurutnya, pilihan PAN dan Partai Golkar merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya merupakan pilihan rasional, sebab secara elektabilitas sosok Prabowo senantiasa masuk ke dalam tiga besar kandidat potensial dan koalisi sebelumnya pernah digagas PAN, Partai Golkar, dan PPP atau disebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) telah bubar dengan sendirinya semenjak PPP merapat ke poros PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres, jadi PAN dan Partai Golkar sangat wajar bila kemudian mendekat ke koalisi lain.

Tetapi Gili mengingatkan kalau tantangan koalisi kedepannya ini tidak mudah, sebab belum ada kesepakatan dan kesepahaman dalam mengusung figur cawapres pendamping Prabowo, karena sepertinya PKB, PAN dan Partai Golkar memiliki figur akan dijagokan masing-masing.

“Perlu komunikasi intens ke depan bagi Koalisi KIR, serta tentunya tidak mudah menemukan titik temu diantara mereka. Mereka harus mampu melakukan soliditas dalam menentukan cawapres yang akan berkotestasi di Pemilu 2024 nanti,” pungkasnya.(red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar