Islam Wasathiyah Ikhwanul Muslimin

Gili Argenti
Gili Argenti

OPINI-Islam wasathiyah merupakan jalan tengah bersifat moderat, terbuka, dan toleran. Di dalam studi kontemporer pemahaman wasathiyah atau moderasi beragama selama ini posisinya dihadap-hadapkan dengan paham fundamentalisme atau radikalisme beragama. Keduanya berada pada posisi berlawanan, satu pihak mengajurkan jalan kedamaian pihak lain menempuh jalan kekerasan.

Salah satu pergerakan Islam kerap dituduh dunia barat pembawa ideologi radikalisme beragama ialah Ikhwanul Muslimin. Artikel ini ingin melihat sejauh mana kebenaran tuduhan barat atas Ikhwanul Muslimin dilihat dari pemikiran kedua tokohnya Hasan al-Banna dan Hasan al- Hudhaibi.

Bacaan Lainnya

Ikhwanul Muslimin (IM) didirikan Hasan al-Banna bulan Maret 1928 di Ismailiyya bersama enam orang buruh dan pekerja, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi.

Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi pergerakan berlandaskan kepada ajaran Islam, memiliki pandangan bahwa Islam merupakan dien yang menyeluruh, bukan hanya sekedar agama mengurusi ibadah ritual, tetapi memiliki dimensi praksis sosial (Khalikin, 2012).

Pemahaman Islam wasathiyah sebenarnya sudah ada di dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin sejak didirikan, hal ini bisa dilihat ketika pergerakan Ikhwan mengadopsi tradisi kaum tarekat, al-Banna semasa hidupnya bersentuhan intens dengan dunia tasawuf. Sapaan ikhwan biasa dipakai kelompok Ikhwanul Muslimin, sebenarnya sapaan akrab di komunitas tasawuf ketika menyapa sesama anggota tarekat, bahkan sebutan mursyid am sapaan pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, sangat lazim digunakan oleh kelompok tarekat dalam menyebut guru atau pembina (Machmudi, 2021).

Kelompok tasawuf sendiri di dunia Islam tidak sepi dari kritik. Kelompok ini dianggap sebagai komunitas telah memisahkan Islam dari realitas sosial. Islam hanya diletakan sebagai agama dalam aspek spiritual semata. Pengadopsian kaum tarekat oleh Ikhwan menjadi salah satu bukti pergerakan ini memiliki watak keterbukaan dalam menerima sistem diluar pijakan ideologinya. Ikhwan sangat konsen terlibat dalam berbagai aktivitas sosial serta politik, sebuah langkah sangat dihindari oleh kelompok tasawuf.

Kisah moderasi lainnya, Hasan al-Banna muryid am pertama Ikhwanul Muslimin, ketika dalam sebuah pertemuan, ada salah satu kader mengusulkan Ikhwan menetapkan standar tinggi bagi orang ingin bergabung dengan kelulusan kriteria tertentu, artinya organisasi ini berubah menjadi tertutup, al-Banna menolak. Menurutnya Ikhwan berdakwah keseluruh orang bukan kelompok tertentu. Kerja-kerja jamaah harus bisa menyentuh hati setiap insan, tidak terfragmentasi pada satu komunitas (Alimi, 2020).

Watak moderasi tidak saja ditunjukan al-Banna sebagai pendiri, muryid am kedua yakni Hasan al-Hudhaibi menempuh jalan serupa. Uniknya sosok pemimpin kedua Ikhwan ini pemikirannya belum banyak dikaji para peneliti Ikhwan, seperti mengkaji tokoh-tokoh Ikhwan lain (Dzakirin, 2016).
Al-Hudhaibi pemikir Ikhwan berhaluan moderat, salah satu bukunya berjudul “Du’at la Qudhat” berisi pandangan Hudhaibi yang bercorak Islam wasathiyah. Ia menulis buku itu bentuk antitesis atas pemikiran takfiri (menghakimi kafir kepada seorang atau kelompok muslim diluar kelompoknya) yang ketika itu banyak menjangkiti pergerakan Islam termasuk di dalam Ikhwanul Muslimin.

Menurut Hasan al-Hudhaibi manhaj pergerakan Islam harus diperjuangkan secara damai, ketika ingin merubah struktur sosial di tengah masyarakat, seorang aktivis Islam hakikatnya sebagai penyeru kebaikan, bukan seorang hakim yang begitu mudah melakukan penghakiman kepada komunitas lain.

Al-Hudhaibi menjelaskan ketika ikrar syahadat telah terucap seseorang, kita wajib memposisikanya sebagai seorang muslim, dimana nyawa dan hartanya harus dipelihara serta dihormati. Kemudian ketika Ikhwanul Muslimin mendapatkan tindakan represi dari pemerintah Mesir, al-Hudhaibi menolak melakukan perlawanan bersenjata menggulingkan pemerintah, sebagai warga negara menurut al-Hudhaibi anggota Ikhwan harus memiliki loyalitas pada pemerintah (al-Hudhaibi, 1984).

Kisah berikutnya ketika Hasan al-Hudhaibi merespon pembubaran Ikhwan oleh pemerintah Mesir, di kantor pusat para kader menyampaikan kemarahan dan kata-kata kasar dalam merespon keputusan pemerintah tersebut. Hasan al-Hudhaibi berkata “cara-cara kalian yang saya dengar tentang sang penguasa Mesir sama sekali bukan akhlak Islam, juga bukan yang kita pelajari dari dakwah Ikhwan” (As-Sisiy, 2001).

Ketika bersama ribuan aktifis Ikhwan dipenjara, al-Hudhaibi mendengar ajakan untuk menyerang para penjaga jumlahnya hanya puluhan, jumlah tidak sebanding dengan jumlah tahanan Ikhwan ketika itu. Tetapi, Hudhaibi menolak dengan argumentasi gerakan Ikhwan merupakan gerakan damai, tidak memilih jalan kekerasan, ia menganjurkan para anggota Ikhwan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT (Hamid, 2001).

Pemikiran Hudhaibi telah meletakkan landasan moderasi sikap politik Ikhwan, yang sebelumnya di dominasi pemikiran revivalis Sayyid Quthb, pemikiran Hasan al-Hudhaibi pada prinsipnya meneruskan landasan pemikiran Hasan Al-Banna (Mursyid am pertama) dikenal menempuh pendekatan moderat.

Jadi dilihat dari paparan diatas, secara konseptual pemikiran para pendiri Ikhwan, yaitu al-Banna dan al-Hudhaibi sesungguhnya mengkonsepkan pergerakan sosial keagamaan yang menempuh jalan damai, bertahap, dan moderat, sebuah gerakan tidak terjebak kepada radikalisme menempuh cara-cara kekerasan.

Sampai saat ini banyak pergerakan di negara-negara Islam menjadikan Ikhwan sebagai rujukan atau model, di antara yang merujuk itu ada yang berhasil mengembangkan gerakan, bahkan sampai ke fase mihwar daulah, masuk ke dalam pemerintahan serta tidak sedikit dilibas para penguasa tiran.

Penulis : Gili Argenti, Mahasiswa S3 Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD), Dosen Pengampu Mata Kuliah Hubungan Internasional di Timur Tengah dan Afrika Magharibi, FISIP Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar