Karyawan PDAM Karawang Menjerit, Belasan Tahun Kesejahteraan Tidak Naik

Kantor PDAM Tirta Tarum Karawang tampak dari depan.
Kantor PDAM Tirta Tarum Karawang tampak dari depan.

KARAWANG-Sungguh miris kondisi karyawan di perusahaan plat merah, PDAM Tirta Tarum Karawang. Meski tampak elit dari luar, tetapi siapa sangka kondisi karyawannya tampak menderita.

Mereka yang telah mengabdi di sana sampai mencapai belasan tahun, bahkan di antaranya ada yang puluhan tahun pada menjerit lantaran kesejahteraan tak kunjung naik.

Hal itu terungkap ketika sejumlah karyawan menemui dan mencurahkan keluhannya kepada delik.co.id di sebuah kafe di kawasan Karawang Kota pada Rabu (9/6/2021).

Sebut saja Dedi (bukan nama sebenarnya-red) ia mengakut telah mengabdi di PDAM Tirta Tarum sejak tahun 2010. Namun hingga kini kesejahteraannya tidak naik-baik.

“Bayangkan saja sejak zaman purba gaji pokok dan tunjangan lainnya enggak naik-naik,” keluh Dedi.

Baca juga : Sindiran Keras Askun : Kinerja PDAM Karawang Memble, Tetapi Gaji Direksi Kalahkan Bupati

Kunjungan Komisi II DPRD Karawang ke PDAM Tirta Tarum.

Dedi mencontohkan, tunjangan kendaraan Rp540 ribu, sementara cicilan motor paling rumah saja capai Rp600 lebih, tunjangan perumahan Rp180 ribu sedangkan ngontrak saja sekarang sangat jarang ada di bawah Rp500 ribu.

“Gaji bersih saya hanya sebesar Rp3,2 juta, sangat jauh dibawah gaji UMK,” ungkapnya.

Padahal, lanjutnya, gaji direksi dengan bawahan sangat kontras sekali. Gaji direksi melangit. Tak hanya itu, belum lama ini para direksi kembali difasilitasi mobil baru, padahal kendaraan dinas lama masih dalam kondisi baik.

“Pada waktu tahun 2010 saya pernah lihat slip gaji dirut itu Rp30 juta, belum pendapatan lainnya,” tuturnya.

Yang disesalkan Dedi adalah karena Dirut PDAM Tirta Tarum, M. Sholeh, pernah berkoar-koar ketika apel pagi bahwa ia menjanjikan untuk menaikan kesejahteraan karyawan bila capaian kinerja meningkat.

“Tapi nyatanya janji dia bullshit. Ketika capian kinerja naik, di saat awal ia jadi dirut SR baru capai 80 ribuan, kini hampir capai SR 100 ribu Sholeh malah ingkar. Malah ia beralibi kesejahteraan akan naik jika tarif dasar air ke pelanggan naik,” kesalnya.

Yang lebih disesalkan lagi, kata Dedi, karakter Sholeh yang tidak mau menyapa dan mengajak bawahannya untuk ‘ngobrol santai’. Sholeh dianggapnya lebih senang bersua dan selfie dengan para petinggi eksekutif dan legislatif serta yudikatif.

“Kalau zamannya Pak Yogie masih mending, beliau walau karakternya keras juga tapi masih mau mengajak bawahannya untuk ngobrol,” tegasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Karawang, Dedi Rustandi, mengaku sangat terkejut dengan adanya info tersebut. Dirinya berjanji akan memastikan kebenaran informasi tersebut ke pihak direktsi PDAM Tirta Tarum.

“Kita akan coba investigasi, seperti apa kebijakan perusahaan. Harapannya sih pelayanan bagus dan kesejahteraan untuk karyawan harus seimbang,” ucapnya.

Sementara itu, Dirut PDAM Tirta Tarum, M. Sholeh, ketika dihubungi delik.co.id mengenai persoalan tersebut masih bungkam seribu bahasa sampai berita ini rilis. (red).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *