Membaca Peluang AHY dan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Pengamat politik dan Dosen Fisip Unsika, Gili Argenti.
Pengamat politik dan Dosen Fisip Unsika, Gili Argenti.

KARAWANG-Nama Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap muncul lima besar dalam lembaga survei sebagai calon presiden (capres) 2024 mendatang.

“Anis Baswedan dan AHY kedua memiliki persamaan dan perbedaan,” kata pengamat politik Karawang, Gili Argenti, awali menyampaikan analisa politiknya kepada delik.co.id, Rabu (15/12/2021).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, persamaan keduanya merupakan politisi muda yang relatif mudah berinteraksi dengan kelompok milenial, karena tidak ada kesenjangan generasi. Mereka memiliki rekam jejak baik, tidak punya beban masa lalu, meski dalam panggung politik nasional bisa dikatakan kedua figur ini masih baru.

“Tetapi bukan berarti tidak memiliki pengalaman dan kapasitas berpolitik. Sosok Anis Baswedan dikenal memiliki rekam jejak sebagai aktivis mahasiswa, serta banyak terlibat dalam berbagai gerakan Civil Society. Sedang AHY, pengalaman berkarir di dunia militer banyak menempa dirinya mempersiapkan diri sebagai pemimpin nasional,” ujar Dosen Fisip Unsika ini.

Baca juga : Pengamat Politik : Pro Kontra Presidential Threshold Isu Ulangan Jelang Tahun Politik

Selain persamaan, keduanya miliki perbedaan sedikit mencolok, Dalam penilaian Gili, Anis Baswedan meski dalam berbagai survei masuk ke tiga besar bersaing ketat dengan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Anies tidak memiliki kendaraan politik, jadi harus ekstra keras menjalin komunikasi dengan elit partai politik untuk mendapatkan tiket dukungan.

“Tentu bukan perkara mudah, mengingat para ketua umum partai politik, sepertinya memiliki kepentingan ikut serta berkontestasi meski dalam posisi RI 2,” ungkapnya.

Sedangkan AHY, lanjutnya, meski dalam berbagai survei popularitas serta elektabilitas di bawah Anis Baswedan, kelebihan AHY adalah ketua umum partai politik, yang menempati posis sebagai partai papan tengah, artinya sudah memiliki kendaraan politik sendiri.

Namun demikian tentunya AHY perlu melakukan komunikasi menjalin koalisi kalau ingin maju dalam Pilpres 2024, karena suara Partai Demokrat tidak mencapai syarat ambang batas (presidential threshold) pencalonan dalam pemilu presiden-wakil presiden.

AHY harus sudah melakukan penjajakan politik, kalau ingin berkontestasi dalam Pilpres 2024. Terpenting AHY harus berusaha untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya.

“Karena popularitas dan elektabilitas sangat penting dalam kompetisi pemilu presiden-wakil,” tutupnya. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar