Miris! Evaluasi LKPJ Ungkap Kegagalan Cellica Pimpin Karawang

Natala Sumedha saat evaluasi LKPJ Buoati 2021.
Natala Sumedha saat evaluasi LKPJ Buoati 2021.

KARAWANG-Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Karawang sedang mengevaluasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Karawang tahun 2021 yang merupakan capaian RPJMD periode 2017-2021 yang menjadi transisi RPJMD lama ke RPJMD baru dengan Bupati yang sama, tetapi beda wakil bupatinya.

Anggota Komisi II yang juga juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Karawang, Natala Sumedha, membuka ‘borok’ kegagalan-kegagalan Cellica dalam memipin Kabupaten Karawang.

Bacaan Lainnya

“Dalam rapat yang dihadiri oleh TAPD, Distan, lingkup Setda, DPMD, bank bjb dan BUMD (PDAM dan PT. LKM) hari ini saya mengkritisi terhadap beberapa capaian tahun 2021,” ucap politikus PDI Perjuangan ini kepada delik.co.id, Rabu (6/4/2022).

Natala pun mengungkapn, sejumlah kegagalan-kegagalan tersebut di antaranya :

1. IPM 2021 tidak mencapai target

2. naiknya persentase penduduk miskin

3. Indeks Kinerja Utama (IKU) secara kumulatif tidak tercapai terutama untuk kategori IKU terkait Gender yang setiap tahun persentasenya terus menurun, padahal Bupati Karawang itu seorang perempuan, tetapi Pemkab Karawang hanya punya satu kepala dinas perempuan.

4 . Tidak tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat

5. Tidak tercapainya Indeks Kinerja Utama terkait UMKM Sehat

“Kami juga Mempertanyakan terkait prestasi yang dicapai sebagai TOP Pembina BUMD Award 2021 padahal ada salah satu BUMD kita yaitu PT. LKM yg sering diajak oleh Bupati pada tahun-tahun lalu saat kegiatan Paten yang katanya untuk memerangi ‘Bank Emok’, tapi ternyata kondisi keuangan PT. LKM ini beberapa tahun terakhir kurang sehat dan laporan keuangannya masih unauditte yang dijanjikan akhir bulan ini laporan auditnya bisa di serahkan ke Pemkab,” ujar legislator yang dikenal kritis ini.

Padahal, lanjutnya, kalau melihat realisasi anggaran rata-rata dinas dan OPD terserap di atas 95 persen, tetapi uang yang dikeluarkan menurutnya tidak berbanding lurus dengan pencapaian janji Bupati seperti yang dituangkan dalam RPJMD tersebut.

Ketika dirinya mempertanyakan hal itu, jawaban yang didapat selalu alasan konsentrasinya terbagi dua dengan penanganan Covid-19.

“Padahal kita tahu juga 2021 bulan Juni hingga Agustus 2021 Karawang masuk zona hitam juga, tapi anehnya urusan PAD mereka dengan bangganya bisa bilang target tercapai lebih dari 100 persen, walaupun menurut saya pencapaian itu bisa terjadi karena target awalnya sempat minta diturunkan di perubahan anggaran,” ungkapnya.

Kegagalan itu diperparah lagu kalau melihat secara fisik infrastruktur jalan hingga kepelosok desa banyak yang rusak berat.

“Apakah keadaan seperti ini yang diucapkan ketika dalam kampanye dianggap berhasil,” pungkasnya mengakhiri. (red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar