Gunakan Pupuk Non Subsidi, Petani Binaan Pupuk Kujang Panen 10 Ton Per Hektare

Petani Sulaiman puas gunakan pupuk non subsidi dari PT Pupuk Kujang.
Petani Sulaiman puas gunakan pupuk non subsidi dari PT Pupuk Kujang.

PURWAKARTA-Program pendampingan PT Pupuk Kujang kepada petani kembali membuahkan hasil positif. Seperti di sawah milik H.Sulaeman (72), petani asal Desa Sukahaji, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Ia mendapat hasil panen melimpah setelah menggunakan berbagai pupuk non subsidi. Padahal, sawah-sawah di daerah Tegalwaru sedang diserang hama wereng.

Bacaan Lainnya

Penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Nursana, mengatakan, hama wereng menyerang Tegalwaru saat musim tanam lalu. Alhasil, ia mencatat ada 5 hektare sawah yang gagal panen. Pantauan di beberapa area pesawahan, terlihat tumbuhan padi yang mati mengering. Di beberapa area, terlihat padi yang telah dibakar setelah diserang wereng.

“Sawah Haji Sulaeman jadi salah satu sawah yang selamat dari serangan wereng di kecamatan ini,” kata Nursana.

“Sawah di sebelah diserang wereng, sedangkan sawah Pak Sulaeman aman. Padahal, jarak keduanya hanya terbatas jalan aspal selebar 1,5 hektare” Nursana menambahkan.

Baca juga : Ini Pesan dan Harapan Ketua PDIP Karawang Untuk Kepemimpinan Cellica-H.Aep

Petani gunakan pupuk non subsisdi.

Lantas, bagaimana cara Sulaeman mengamankan sawahnya dari serangan wereng ?

“Ikutilah petunjuk dari Pupuk Kujang,” kata Sulaeman menjawab dengan singkat.

Kepala Harian Program Peningkatan Produktivitas Pangan (P4) Pupuk Kujang, Dodi Pramadi, menuturkan, tim riset Pupuk Kujang terjun langsung mendampingi Sulaeman sejak proses persiapan media tanam, pemilihan bibit, persemaian, perawatan lahan hingga pencegahan hama dan penyakit. Adapun berbagai produk non subsidi yang digunakan Sulaeman adalah pupuk organik Excow, Pupuk NPK 30 6 8, KCL dan BionUp.

“Keberhasilan di sawah ini akan menjadi contoh bagi petani lain, hasil panen meningkat, setelah menggunakan pupuk non subsidi,” kata Dodi.

Hasilnya, saat panen kali ini, ia mendapat hasil sekira 10 ton per hektare.

“Saat mengikuti program pendampingan Pupuk Kujang, saya bersedia menggunakan pupuk non subsidi karena penasaran denga hasilnya. Ternyata Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Jika dirata-ratakan mencapai 10 ton per hektare,” kata Sulaeman saat ditemui ketika panen, Kamis (25/2/2021).

Melihat hasil panen yang melimpah itu, Sulaeman mengaku tak lagi tertarik menggunakan pupuk subsidi. Sulaeman bercerita, sebelum mendapat pembinaan, ia selalu menggunakan pupuk subsidi.

Namun, hasil panen paling baik selalu di kisaran 5 hingga 6 ton GKP per hektare. Bahkan pada 2018, ia sempat gagal panen karena sawahnya diserang wereng.

“Tapi setelah ikut pendampingan Pupuk Kujang, sawah saya selamat dari wereng dan hasil panen meningkat. Terima kasih atas pendampingannya,” kata Sulaeman kepada tim riset Pupuk Kujang. (red).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *